Mengetahui Makna dari Doa dan Waktu Mustajab

Suanetizen.com – Doa memiliki pengertian sebagai ibadah yang hakiki karena ketika berdoa menunjukkan kepasrahan diri kepada Allah Swt. dan tidak paling dari Nya. Dengan berdoa kita akan senantiasa mengingat keterbatasan diri. berdoa juga menjadi kebutuhan rohani agar diri ini tenang dan selalu mengingat sang pencipta.

Terdapat waktu mustajab dalam berdoa agar doa kita diterima dan dikabulkan oleh Allah. Selain itu, berdoa memiliki berbagai makna jika melakukannya dengan tulus, ikhlas dan bersungguh-sungguh. Berikut adalah ulasan mengenai makna dari berdoa yang perlu Kamu ketahui.

Makna Doa dalam Al-Qur’an 

1. Doa sebagai Ibadah

Berdoa bisa dinilai menjadi sebuah ibadah, karena ketika berdoa seseorang telah mengakui kehambaan dirinya di hadapan Allah Swt. Ibnu Manzur yang dikutip oleh Baiquni berpendapat jika dalam Q.S Al-A’raf [7]:194 berdoa memiliki makna sebagai ibadah.

Allah Swt. menentang orang-orang yang menyembah selain Allah, karena mereka menyembah berhala yang tidak dapat memberi manfaat apapun dan tidak bisa memperkenankan permintaan siapapun yang menyembah berhala.

2. Doa sebagai Seruan

Berdoa dikatakan sebagai sebuah seruan, karena ketika berdoa seseorang telah menyeru Allah Swt. untuk melancarkan dan menyukseskan hajat yang dimilikinya. Thahir Ibnu Asyur berpendapat jika dalam Q.S Al-A’raf [7]:193 berdoa memiliki makna sebagai seruan yang ditujukan kepada kaum Muslimin.

Jika seandainya kaum Muslimin dapat mengajak para penyembah berhala menuju ke jalan Allah dan beriman serta beramal saleh. Para kaum Muslimin yakin bahwa sebagian penyembah berhala ini enggan mengikuti seruan kaum Muslimin.

3. Doa sebagai Dakwah

Berdoa dikatakan sebagai dakwah, karena ketika berdoa seseorang telah mengajak kepada kebaikan yang dituju dalam doa. Hamka berpendapat dalam Tafsir Al-Azhar jika dalam Q.S Nuh [71]: 5-8 berdoa memiliki makna sebagai dakwahnya Nabi Nuh As. Dakwah dilakukan pada pagi, siang dan malam dengan penuh semangat.

Meskipun respon dari kaum Nabi Nuh As. Ini tidak mengenakkan sama sekali. Mereka juga menutup mata petanda tidak ingin mendengarkan dakwah dari Nabi Nuh, tetapi beliau tetap dakwah dengan cara terang-terangan.